Angin Kencang Terjang Tanah Lot, Bale Saka Nem Roboh dan Atap Pelinggih Rusak
Minggu, 09 Februari 2025
23:24 WITA
Tabanan
247 Pengunjung

Bale sake nem di pura luhur Tanah Lot Roboh setelah terkena angin kencang
TABANAN, BaliadNews.com - Angin kencang yang menyapu wilayah Tabanan, pada Minggu (9/2/2025) sore, mengakibatkan kerusakan di Pura Luhur Tanah Lot. Bale Saka Nem, salah satu bangunan penting di pura tersebut, roboh akibat terpaan angin.
Selain itu, atap sejumlah pelinggih yang terbuat dari ijuk juga beterbangan. Peristiwa ini terjadi saat pura masih dalam tahap renovasi.
Asisten Manajer DTW Tanah Lot, I Putu Toni Wirawan, membernarkan saat dikonfirmasi. "Ya ada yang roboh kena angin kencang. Tepatnya pukul 13.00 WITA. Pas hujan dan angin kencang itu," katanya.
Menurut Toni Wirawan, pura yang roboh tersebut masih Tahap renovasi. Pihaknya akan segera berkoordinasi dengan pengempon dan pemangku Pura untuk menentukan langkah selanjutnya.
“Besok kami rencananya akan dilakukan koordinasi dengan pemangku, pengempon serta pihak kontraktor untuk menentukan tindak lanjutnya, termasuk kemungkinan pelaksanaan upacara dan perbaikannya,” ujarnya.
Untuk sementara, kata Toni Wirawan, kawasan Pura Luhur akan ditutup selain juga kondisi air laut yang sedang pasang. Pemugaran pura sendiri masih berlangsung, di mana tahap pertama telah rampung dengan perbaikan tembok penyengker, piyasan dan saka enam.
Pihaknya menambahkan untuk pemugaran tahap kedua, yang mencakup bagian pelinggih, dijadwalkan berlanjut hingga 2026 dan ditargetkan selesai sebelum upacara yadnya terbesar, Mamungkah, pada 2027. "Total anggaran pemugaran kami perkirakan mencapai Rp10 miliar, sementara biaya upacara diperkirakan Rp8 miliar," katanya.
Sementara itu, Kepala BPBD Tabanan, Nyoman Srinada Giri memaparkan bahwa pihak telah menerima laporan hujan deras dan angin kencang yang menyebabkan pohon tumbang sekitar 12 titik di wilayah Tabanan.
Kejadian ini menjadi pengingat bagi masyarakat dan pengelola tempat wisata untuk selalu waspada terhadap cuaca ekstrem dan potensi bencana alam. BP/LOT
Komentar